Beberapa tahun terakhir, makanan fermentasi mulai populer dan menjadi bagian dari tren hidup sehat. Mulai dari kimchi, kombucha, tempe, kefir, hingga yoghurt—semua masuk ke dalam daftar makanan “kekinian” yang disebut-sebut mampu menjaga kesehatan pencernaan hingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Namun, benarkah makanan fermentasi seefektif itu, atau hanya sekadar ikut-ikutan tren? PAFI SAROLANGUN (PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA) mengajak masyarakat untuk mengenal lebih dalam manfaat makanan fermentasi dan bagaimana cara mengonsumsinya dengan bijak.

Apa Itu Makanan Fermentasi?

Fermentasi adalah proses alami di mana mikroorganisme seperti bakteri, ragi, atau jamur mengubah komponen dalam makanan—biasanya gula dan pati—menjadi zat lain seperti asam laktat atau alkohol. Proses ini tidak hanya memperpanjang masa simpan makanan, tetapi juga meningkatkan nilai gizinya.

Beberapa contoh makanan fermentasi yang umum di Indonesia antara lain:

  • Tempe dan tahu (hasil fermentasi kedelai)

  • Tape (fermentasi singkong atau ketan)

  • Yoghurt (hasil fermentasi susu)

  • Oncom

  • Asinan dan ikan peda sebagai fermentasi tradisional

Menurut PAFI SAROLANGUN, makanan fermentasi tradisional lokal sebenarnya sudah lama menjadi bagian dari budaya makan sehat, jauh sebelum tren ini populer secara global.

Manfaat Makanan Fermentasi bagi Kesehatan

  1. Menjaga kesehatan pencernaan
    Makanan fermentasi kaya akan probiotik—bakteri baik yang membantu menjaga keseimbangan flora usus. Ini penting untuk kesehatan pencernaan dan penyerapan nutrisi.

  2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
    Dengan menjaga mikrobiota usus tetap sehat, sistem kekebalan juga akan lebih kuat dalam melawan infeksi.

  3. Membantu produksi vitamin
    Beberapa bakteri hasil fermentasi mampu memproduksi vitamin seperti vitamin B12 dan K2 yang penting untuk metabolisme tubuh dan kesehatan tulang.

  4. Membantu penyerapan mineral
    Proses fermentasi dapat memecah senyawa antinutrisi seperti asam fitat, sehingga tubuh lebih mudah menyerap zat besi, kalsium, dan magnesium.

PAFI SAROLANGUN menyebutkan bahwa manfaat ini tentu lebih optimal jika dikombinasikan dengan pola makan seimbang dan gaya hidup aktif.

Apakah Semua Makanan Fermentasi Sehat?

Meskipun banyak manfaatnya, tidak semua makanan fermentasi bisa langsung dianggap sehat. PAFI SAROLANGUN memberikan catatan penting:

  • Perhatikan kandungan garam dan gula. Beberapa makanan seperti kimchi dan asinan mengandung garam cukup tinggi. Sementara kombucha atau yoghurt kemasan bisa mengandung gula tambahan yang tinggi.

  • Hindari konsumsi berlebihan. Terlalu banyak probiotik bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti kembung atau diare pada sebagian orang.

  • Pilih produk yang belum dipasteurisasi. Probiotik aktif umumnya masih ada pada produk yang tidak dipasteurisasi setelah fermentasi.

  • Pastikan kebersihan. Proses fermentasi yang tidak higienis bisa menyebabkan kontaminasi mikroba berbahaya.

PAFI SAROLANGUN menyarankan untuk mengonsumsi makanan fermentasi secukupnya, dan bila memungkinkan, membuat sendiri di rumah agar lebih aman dan bisa disesuaikan kandungannya.

Tren atau Gaya Hidup Sehat?

Memang tak bisa dipungkiri bahwa tren makanan fermentasi meningkat karena popularitas media sosial dan gaya hidup “back to natural.” Namun, ini bukan berarti sekadar hype. Jika dilakukan dengan benar dan dikonsumsi secara bijak, makanan fermentasi bisa menjadi bagian dari pola makan sehat jangka panjang.

PAFI SAROLANGUN mendukung edukasi mengenai tren kesehatan berbasis sains. Masyarakat didorong untuk tidak asal ikut-ikutan, tetapi memahami apa yang dikonsumsi dan bagaimana dampaknya terhadap tubuh.

Makanan fermentasi bukan hanya tren sesaat, tapi memiliki dasar ilmiah yang kuat dalam mendukung kesehatan tubuh, khususnya pencernaan dan imunitas. Namun, tetap perlu memperhatikan kandungan tambahan seperti gula atau garam, serta kebersihan proses fermentasi.

PAFI SAROLANGUN mengajak masyarakat untuk menjadikan makanan fermentasi sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang seimbang. Dengan edukasi yang tepat, masyarakat tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga mendapat manfaat nyata bagi kesehatan.

Mulailah dengan menambahkan satu atau dua jenis makanan fermentasi ke dalam menu harian Anda—dan rasakan sendiri manfaatnya!